Cruutt Tattoos

Minggu, 29 Mei 2011

Sains & Teknologi Kapal Pesiar Bertenaga Surya Terbesar di Bumi



Kapal Pesiar Bertenaga Surya Terbesar di Bumi
Panel suryanya terbentang hingga lebih dari 500 m persegi.
Senin, 30 Mei 2011, 12:30 WIB
Indra Darmawan
Kapal pesiar Turanor PlanetSolar (News.com.au)

VIVAnews - Kapal ini adalah kapal pesiar bertenaga surya terbesar di dunia. Kapal itu, kini tengah berkeliling dunia untuk memecahkan rekor sekaligus mengkampanyekan penggunaan energi terbarukan.
Nama kapal itu Tûranor PlanetSolar, diambil dari novel JRR Tolkien Lord of the Rings, yang artinya adalah 'tenaga Matahari'.
Seperti dilansir dari situs DailyMail, kapal yang memulai misinya dari Monaco sejak 27 September 2010 itu sepenuhnya mengandalkan tenaga surya.
Kapal ini memiliki panjang tubuh hingga 31 meter, dan mampu mengangkut hingga 40 penumpang. Sementara panel suryanya terbentang hingga lebih dari 500 m persegi. Panel itu harus menggerakkan dua motor listrik.
Bentuknya sengaja didesain memiliki dua 'kaki', untuk memenuhi aspek aerodinamika dan hidrodinamika, sehingga kapal itu  bisa berlayar dengan kkecepatan hingga secepat 14 knot atau sekitar 26 km per jam.
The Toranor PlanetSolar yacht arrives on its first Australian stopover at Riverside Centre Pontoon, Brisbane, today. The company claims that the yacht will be the first fully solar-powered vessel to circumnavigate around the world.
Kapal itu sudah sempat menyambangi berbagai tempat seperti Miami, Cancun, ketika berlangsung konferensi mengenai iklim dunia, serta Kepulauan Galapagos di Samudera Pasifik. Kini, ia tengah berada di Australia.
Bila misinya sukses, kapal yang dibangun dengan ongkos senilai US$12,5 juta, sekitar Rp 107 miliar, tersebut akan menjadi kapal pesiar pertama yang sukses mengelilingi bumi, murni mengandalkan tenaga surya.

Hari Ini, Exco FIFA Tentukan Nasib Indonesia


 
Logo FIFA (Federasi Sepakbola Dunia)  
VIVAnews - Nasib sepakbola Indonesia akan ditentukan hari ini, Senin 30 Mei 2011, dalam sidang Komite Eksekutif (Exco) FIFA.

Ketua Normalisasi PSSI Agum Gumelar dan Plt Sekjen PSSI Joko Driyono dijadwalkan akan bertemu perwakilan FIFA Thierry Regenass yang menjabat sebagai Direktur Pengembangan dan Asosiasi Anggotta FIFA hari ini di markas FIFA, Zurich, Swiss.
Laporan mengenai Kongres yang sudah disusun Komite Normalisasi juga akan diserahkan hari ini. Berdasarkan laporan tersebut nantinya Exco FIFA akan mengambil keputusan mengenai nasib sepakbola Indonesia menyusul Kongres yang berakhir deadlock dalam rapat hari ini.

Keputusan Exco FIFA mengenai sepakbola Indonesia nantinya akan disahkan dalam Kongres FIFA lusa, Rabu 1 Juni 2011. Dalam Kongres tersebut juga akan ditentukan presiden FIFA periode 2011-2015.

Agum Gumelar sendiri sebelumnya menegaskan dirinya akan berusaha menemui Presiden FIFA Sepp Blatter dan melobi agar Indonesia terhindar dari sanksi.

Exco FIFA akan menentukan nasib Indonesia yang dua kali gagal menggelar Kongres. Indonesia sudah dua kali gagal menjalankan instruksi FIFA untuk menggelar Kongres PSSI. Pertama saat digelar di Pekanbaru, Riau, 26 Maret 2011 dan kedua saat digelar di Hotel Sultan, 20 Mei 2011 lalu.

Bila nantinya rapat Exco FIFA memutuskan untuk menjatuhkan sanksi kepada Indonesia, Agum mengaku tidak akan mengikuti Kongres FIFA pada 1 Juni.
• VIVAnews

Roman c. 1 goal,, Yongki 2 Gol, Arema Tekuk Deltras...


 
Yongki Aribowo (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)
VIVAnews - Arema FC menggeser posisi Persisam Samarinda di posisi keempat Liga Super Indonesia (ISL) berkat kemenangan 3-0 atas Deltras Sidoarjo di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu 29 Mei 2011.

Tambahan tiga poin membuat Arema menempati posisi empat klasemen ISL dengan torehan 40 poin dari 24 pertandingan. Sedangkan Deltras tetap di posisi 14 dengan 25 poin.

Menjamu Deltras di Stadion Kanjuruhan, Arema sudah unggul dua gol di babak pertama melalui gol Roman Chmelo pada menit ke-36 dan Yongki Aribowo dua menit kemudian.

Di babak kedua, Arema masih menguasai jalannya pertandingan. Menit ke-54, Yongki sebenarnya membobol gawang Deltras melalui sundulan usai menerima umpan tendangan bebas Chmelo. Namun, dianulir wasit karena dianggap dalam posisi offside.

Menit ke-62 giliran gol T.A Musfri yang dianulir wasit Suharto. Padahal dalam tayangan ulang, baik Yongki dan Musfri tidak dalam posisi offside ketika menerima umpan.

Enam menit kemudian Arema akhirnya benar-benar memperbesar keunggulan mereka. Berawal dari pergerakan Zulkifli Syukur dari sisi kanan, umpan tariknya dengan baik dimanfaatkan Yongki untuk mencetak gol keduanya pada laga ini.

Susunan Pemain
Arema: Kurnia Meiga; Benny Wahyudi, Roman Golian, Leonard Tupamahu, Zulkifli Syukur; Roman Chmelo, Ahmad Bustomi, Esteban Guillen, T.A Musafri; Yongki Aribowo, Sunarto.

Deltras: Usman Pribadi (Yanuar Fernanda, 32'); Mujib Riduan, Erfan Fabian, M Zainuri; Wahyu Setiyanto, Danilo Fernando, Anang Ma'ruf, Khoirul Mashuda, Sutikno; Marcio Souza, Cristiano Lopes.

Sanksi FIFA Bisa Ganggu Investor Masuk Arema



VIVAnews - Upaya lelang tim juara bertahan Arema FC bisa terganggu jika IFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia akibat ricuhnya Kongres PSSI yang berakhir deadlock, 20 Mei lalu.

Presiden Klub Arema, Rendra Kresna, mengatakan pihaknya berharap FIFA tidak menjatuhkan sanksi pada Indonesia. Pasalnya, peluang investor untuk masuk ke Arema bakal terganggu jika ada sanksi FIFA.

"Investor tentu akan kembali menghitung jika mereka menginvestasikan dananya ke sepakbola, sebab kalau sampai terkena sanksi FIFA para investor akan rugi dan mencabut investasinya," kata Rendra yang juga menjabat sebagai Bupati Malang ini.

Tujuan investor menanamkan investasinya di dunia sepakbola, aku Rendra, bukan hanya membidik prestasi dalam negeri, tapi juga dunia internasional.

“Investor kan tentu punya target untuk mengangkat prestasi tim yang didukungnya, tidak hanya prestasi di dalam negeri, tapi juga ingin mengangkat prestasi di luar negeri," katanya.

Arema sendiri sedang mencari investor yang ingin membeli klub juara Liga Super Indonesia musim lalu ini. Tim berjuluk Singo Edan ini dilelang dengan harga minimal Rp20 miliar.

Jumat, 27 Mei 2011

Inilah Kerugian Timnas Bila PSSI Dihukum FIFA



Inilah Kerugian Timnas Bila PSSI Dihukum FIFA
Sejumlah agenda internasional tim Merah Putih dan klub sepakbola Indonesia bisa batal
Jum'at, 27 Mei 2011, 08:33 WIB
Amril Amarullah
Ekspresi kekecewaan timnas Indonesia usai dikalahkan Malaysia. (ANTARA/Prasetyo Utomo)
VIVAnews - Nasib persepakbolaan Indonesia di kancah internasional akan segera diputuskan di sidang Komite Eksekutif (Exco) FIFA pada 30 Mei 2011. Hasil dari sidang Exco ini akan berpengaruh pada nasib tim nasional Indonesia dan klub-klub yang bertanding di pentas Asia.

Agum Gumelar, sebagai Ketua Komite Normalisasi akan mendatangi markas FIFA di Zurich Swiss, Sabtu 28 Mei 2011. Agum akan melobi FIFA agar sepakbola Indonesia lolos dari ancaman sanksi menyusul kacaunya Kongres Nasional PSSI 20 Mei lalu. Perwakilan FIFA yang hadir merasa kecewa atas kekisruhan itu.

Rakyat Indonesia penggila sepakbola menaruh harapan besar kepada Agum. Sebab, jika sampai mendapat sanksi berat dari FIFA, seluruh komponen yang ada dalam lingkungan sepakbola Indonesia akan rugi.

Kerugiannya adalah sejumlah agenda internasional bagi tim Merah Putih dan klub sepakbola Indonesia bisa dibatalkan. Padahal, yang sudah di depan mata adalah pesta olahraga SEA Games di Tanah Air pada November nanti. Ditambah lagi, Persipura Jayapura baru saja lolos delapan besar Piala AFC.

Berikut adalah agenda Timnas-Klub 2011 di event Internasional yang akan hilang bila FIFA menjatuhkan sanksi ke PSSI.
1. 7-20 Juli, Piala AFF U-17 di Laos.
2. 16-23 Juli, Piala AFF U-23 di Indonesia
3. 23-27 Juli, Kualifikasi Piala Dunia
4. September, Persipura (babak 8 Besar Piala AFC)
5. 10-20 September, Piala AFF U-20 di Malaysia
6. 12-22 September, Kualifikasi Piala Asia U-19
7. 11-25 November, SEA Games di Indonesia, Palembang
8. 10-16 Desember, Piala AFF Futsal Indonesia 
Sebagai informasi, sejauh ini sudah ada 17 negara anggota FIFA yang pernah menerima sanksi. Rata-rata kasusnya adalah intervensi dari pihak ketiga. Intervensi seperti itu biasanya campur tangan pemerintah.
• VIVAnews

Anggota K78: Kurang Kerjaan Memaki Wartawan



Anggota K78: Kurang Kerjaan Memaki Wartawan
"Kenapa saya memaki wartawan? Wartawan penyambung lidah rakyat."
Selasa, 24 Mei 2011, 10:26 WIB
Zika Zakiya
Wartawan peliput di Kongres PSSI (VIVAnews/Muhamad Solihin)
VIVAnews - Anggota Kelompok 78 (K78) Syahril Taher menepis tudingan dirinya menyebut wartawan peliput Kongres PSSI pada 20 Mei lalu dengan kata kasar. Syahril yang juga Ketua Umum Persiba Balikpapan juga mengaku tidak ada di lokasi jumpa pers di Golden Ballroom Hotel Sultan yang dikatakan sebagai lokasi insiden tersebut terjadi.

"Kenapa saya memaki wartawan? Wartawan penyambung lidah rakyat. Apa saya tidak ada kerjaan,?" kata Syahril pada VIVAnews, Selasa 24 Mei 2011.

"Apa tidak terlalu naif mengincar wartawan? Kami kenal baik dengan wartawan lokal maupun nasional. Saya malah kaget dengan pemberitaan ini."

Insiden ini terjadi saat Kongres PSSI di Golden Ballroon Hotel Sultan, Jumat 20 Mei 2011, berakhir ricuh. Ketua Kongres yang juga Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar menutup sidang yang mulai berlangsung penuh interupsi dan berpotensi saling pukul antar anggota.

Di akhir Kongres, K78 yang selalu melancarkan interupsi menggelar jumpa pers. Di sinilah insiden itu terjadi. Menurut para wartawan yang ada di lokasi, Syahril yang berada di belakang kerumunan, meneriakkan kata-kata tidak mengenakkan bagi para juru warta.

"Buruan udah malam, udah capek, nih. Dasar wartawan goblok!" begitu kalimat yang terdengar sebagaimana ditirukan Doni, seorang saksi mata yang juga seorang wartawan.

Atas hal ini, sekitar 100 wartawan berdemo di kantor PSSI, Senin 23 Mei kemarin. Mereka menuntut agar Syahril meminta maaf atas tindakannya. Namun, karena tidak merasa mengucap kata kasar, Syahril menolak permintaan itu."Bagaimana saya mau minta maaf kalau saya tidak bicara itu," kata Syahrial. (eh)
• VIVAnews

Jumat, 20 Mei 2011

Kongres PSSI Buntu, Tak Jelas Lanjutannya

 Ketua Komite Normalisasi PSSI Agum Gumelar bersama anggota, Joko Driyono, FX Hadi Rudyatmo, Bernadi, Sinyo Aliandoe, dan Soemaryoto bertemu dengan calon ketua umum PSSI di Jakarta, Rabu (18/5). Sebanyak 19 calon ketua umum, 16 calon wakil ketua umum, dan 51 calon eksekutif komite hadir di situ.
JAKARTA, KOMPAS - Kongres PSSI dengan agenda memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI 2011-2015, Jumat (20/5) di Jakarta, buntu. Kondisi itu terjadi setelah Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar menyatakan kongres ditutup karena ”situasi tidak kondusif”.
”Dengan sangat menyesal dan memohon maaf yang sebesar-sebesarnya kepada rakyat Indonesia, saya menyatakan sidang ditutup,” kata Agum lalu mengetukkan palu. Situasi dalam sidang demikian kacau, peserta Kongres PSSI sulit dikendalikan, dan akhirnya kongres berakhir tanpa keputusan.
Kongres PSSI ini digelar atas instruksi FIFA, menyusul gagalnya kepengurusan PSSI di bawah Nurdin Halid menggelar kongres untuk memilih Komite Pemilihan dan Komite Banding di Pekanbaru, Riau, Maret lalu.
Hingga berita ini diturunkan sekitar pukul 22.30 WIB, belum diketahui respons pejabat FIFA yang hadir sebagai peninjau kongres terhadap situasi ini. Bersama Agum dan anggota Komite Normalisasi lain, mereka dievakuasi melalui pintu khusus. FIFA menetapkan, Kongres PSSI harus berlangsung sebelum Sabtu, 21 Mei, ini. Setelah kongres ditutup Agum, anggota Kelompok 78 masih berkerumun di dalam ruang sidang.
Kebuntuan itu terjadi setelah tak ada titik temu soal pemungutan suara (voting) terkait agenda kongres. Kelompok 78 menginginkan voting untuk memutuskan perlu tidaknya Komite Banding menyampaikan keputusannya. Adapun Agum selaku pemimpin sidang menolak ide itu, dan konsisten menawarkan voting untuk menyetujui atau tidak agenda sidang rancangan Komite Normalisasi. Lebih dari enam jam sidang berkutat pada debat seputar voting itu, hingga Agum menutup kongres.
Dalam keputusan pada 12 Mei, Komite Banding meloloskan pencalonan delapan orang untuk posisi Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Komite Eksekutif PSSI 2011-2015, termasuk George Toisutta dan Arifin Panigoro.
Namun, esoknya Agum selaku Ketua Komite Normalisasi tidak memasukkan delapan orang tersebut dalam daftar calon untuk dipilih dalam Kongres PSSI. ”Tidak relevan Komite Banding menjelaskan keputusannya dalam forum ini,” kata Agum.
Di sela perdebatan itu, Direktur Asosiasi dan Pengembangan Anggota FIFA Thierry Regenass diminta menjelaskan alasan FIFA mencekal pencalonan Toisutta dan Arifin. Regenass menyiratkan, pencekalan Arifin karena keterlibatannya dalam Liga Primer Indonesia, tandingan liga resmi PSSI. Namun, ia tak menjelaskan secara khusus alasan pelarangan Toisutta, Nurdin Halid, dan Nirwan Bakrie untuk mencalonkan diri. Deputi Sekjen FIFA itu juga memberi peringatan soal tak bisa tampilnya Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2014, SEA Games, dan kegiatan lain jika melawan FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia.
Dalam kesempatan itu, salah seorang peserta berusaha mengingatkan Regenass bahwa keputusan FIFA yang melarang empat nama (termasuk Toisutta dan Arifin) didasarkan pada ”laporan informasi yang dimanipulasi” pengurus PSSI sebelumnya. ”Kita harus bersumpah semua agar mau menaati Statuta FIFA dan Statuta PSSI,” kata Sukawi Sutarip, Ketua Pengprov PSSI Jawa Tengah, mantan anggota Komite Normalisasi.
Kongres PSSI dibuka Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Ia berharap kongres berjalan lancar, tertib, dan cepat. ”Terlalu lama kita mengurus PSSI. Pemerintah akan mendukung siapa pun (yang terpilih),” katanya.

Senin, 16 Mei 2011

Bakrie Gandeng Edy Kelola Arema?

  PDFCetakE-mail
Sampai saat ini memang  Belum ada rilis dari internal Arema siapa yang akan investasi dananya ke klub berjuluk singo edan tersebut.Tapi berhembus kabar Bakrie Group akan Invest dana besar-besaran untuk klub kebangaan Aremania ini.Bahkan isunya Wali kota Batu Edy Rumpoko di tunjuk oleh pihak Bakrie Group sebagai penanggung jawab bila nantinya Perusahaan milik politisi Golkar Abu Rizal Bakrie ini benar-benar Mengelola Arema.
Seperti dilansir Radar Malang bahwa informasinya telah diadakan pertemuan Antara Bakrie Group dengan pihak Edy Rumpoko untuk menginvestasikan dananya ke Arema . Pertemuan itu diadakan beberapa hari lalu guna memuluskan langkah dari Bakrie Group.Memang saat ini Investor yang akan menanamkan modalnya  ke Arema Indonesia harus menunggu perombnakan dan pengisian kekosongan di dalam struktur kepengurusan Yayasan Arema itu sendiri.
Jika benar benar Bakrie akan mengelola Arema ini merupakan pencairan dana ke tiga kalinya untuk klub belogo kepala singa ini.Sebelumnya melalui Ijen Nirwana Recidence yang juga anak perusahaan Bakrie Groups tersebut telah mengucurkan dana segar sebesar 7,5 M untuk dua tahun dan Satunya lagi melalui Surabaya Post yang telah mencairkan dana sebesar 2.5 M untuk Arema baru-baru ini.
Wali kota Batu Edy Rumpoko sendiri seperti dilansir radar menyatakan dirinya memang baru-baru ini bertemu Koleganya dari PT.Bakrie Group hanya pertemuan biasa imbuhnya mereka juga orang satu PT dengan saya
http://wearemania.quisys.com/images/berita/2011_05/2011_05_01_arema.jpg
Pemain Masih Menunggu Kejelasan
Tunggu Pembenahan Struktur Manajemen
Tidak adanya pengusaha atau pun perusahaan yang menyampaikan secara langsung ke Media dalam niatannya untuk menginvestasikan dananya ke Arema dikarenakan memang belum jelasnya susunan struktur dari kepengurusan atau direksi PT.Arema Indonesia.Jadi pengusaha tersebut tidak memberanikan diri untuk bernegosiasi dan sekaligus bertransaksi untuk mengelola Arema.
Karena khawatir akan menjadi sengketa di kemudian harinya.Guna menyelesaikan persoalan tersebut harus sescepatnya di lakukan pembenahan. Seperti dilansir okezone Rendra Kresna presiden kehormatan Arema tersebut menyatakan harus segera dilaksanakan Restrukturisasi Arema di jajaran kepengurusan Arema. Sayang, Rendra tak menjelaskan secara rinci bagaimana konsep restrukturisasi tersebut.
Ia mengaku tak mempunyai hak untuk melakukan restrukturisasi. “Saya hanya presiden kehormatan saja. Tak punya wewenang melakukan itu (restrukturisasi). Itu hanya masukan karena kondisi sudah demikian parah,” katanya.Senada dengan Presiden Kehormatan Arema Rendra Kresna , Dewan pembina Arema Andi Darussalam menyatakan segera di lakukan perombakan di susunan kepengurusan Arema saat ini.
Bedanya Rendra Kresna hanya menginginkan pengisian kursi yang kosong di Direksi Arema Seperti Bendahara yang memang sebetulnya dijabat Rendra sendiri karena seorang Bupati Malang terpksa harus menanggalkan Posisi bendahara Arema. Dan juga pengisian posisi Sekertraris yang dulunya di jabat oleh Mudjiono Moedjito.Yang terakhir pengisisan posisi penting lainnya seperti posisi Direktur.
Sedangkan Pembina yayasan Arema sendiri Andi Darussalam seperti dilansir harian malang post menginginkan perombakan total di jajaran kepungurusan Arema. Intinya dengan ke dua tokoh di Arema tersebut ingin segera Investor masuk dengan adanya Prubahan/Perombakan/Pengisian kekosongan direksi tersebut. (Gilank/Did/Oke/We)

Sabtu, 14 Mei 2011

Hakikat Suporter adalah untuk mendukung Club.


1. Suporter ada karena adanya club. Oleh karena itu, hakikat suporter adalah untuk mendukung club.
2. Suporter bukan untuk mendukung pimpinan atau calon pimpinan federasi, karena suporter bukanlah team sukses.
3. Suporter akan disibukkan untuk berfikir memberikan dukungan kreatif dan sportif bagi clubnya. Bukan sibuk mencari cela orang lain
4. Suporter akan bertindak preventif terhadap clubnya dan akan menjadi reaksioner jika ada yg menyinggung clubnya
5. Hal ini karena adanya ikatan emosional yang kuat antara club dan suporter
6. Ikatan suporter adalah dengan klubnya, bukan dengan pimpinan ataupun calon pimpinan federasi
7. Oleh karena itu Suporter hanya mendukung dan membela club, bukan membela pimpinan ataupun calon pimpinan federasi.
8. Ini yang membedakan suporter dengan team sukses. Team sukses bisa ikut langsung kampanye maupun menyebarkan isu dan propaganda
9. Bentuk2 propaganda itu bisa dengan penilaian subyektif terhadap pesaing calon pimpinan yang didukung (membayarnya)
10. Bisa juga dengan menyerang secara subyektif orang2/kelompok yang bisa membahayakan pencalonan calon pimpinan yang didukung (membayarnya)
11. Pengopinian dengan melakukan penilaian yang subyektif adalah bentuk pembodohan massa
12. Pembodohan massa ini layak disebut dgn black campaign. Efektif dilakukan oleh basis massa atau dlm dunia maya akun dgn banyak follower
13. Dan black campaign paling efektif adalah dengan mengklaim diri paling benar, sementara pihak lain salah.
14. Pola seperti ini spt pola orde baru, dimana penguasa mengatakan diri paling pancasilais sementara yg tidak sepakat=komunis
15. Yang kita dengar sekarang adalah istilah reformis dan status quo untuk membungkus dukungan kpd calon tertentu.
16. Dengan mengklaim diri plg reformis dan mencap pihak lain status quo diharapkan akan mendistorsi luapan ambisi kekuasaan yg dikejar
17. Perilaku2 seperti tadi bukanlah perilaku suporter. Karena suporter ada untuk mendukung club didalam dan diluar lapangan.
18. Disamping mendukung club, sbg insan sepakbola, Suporter juga akan respect dengan keberlanjutan sepakbola dlm wilayah yg lebih luas.
19. Oleh karena itu, Suporter akan berada dilini depan membela kepentingan sepakbola secara murni bukan sbg bungkus dukungan kpd person
20. Fokus dalam mendukung club untuk menjadi lebih baik jauh lebih penting bagi suporter drpd kepentingan mendukung calon pimpinan federasi
21. Dukungan kpd club bukan hanya pada 2x45mnt tapi juga untuk menjaga eksistensi clubnya
22. Dalam hal ini, bukan hanya pada tataran ide, wacana dan kritik yg dibutuhkan club, tapi juga tindakan nyata suporter dalam mendukung
23. Demikian pula dgn Aremania, bukan sekedar kritik atau hujatan yg diberikan, namun juga tindakan nyata dalam menjaga eksistensi
 24. Tamat. Sampai jumpa pada waktu dan gelombang yang sama.

                                    Salam Satu Jiwa
                                        KT 5454 JI

Kamis, 12 Mei 2011

Arema 90 Persen Sudah ’Dibeli’


MALANG – Tanpa ada hujan dan panas, tiba-tiba saja HM Nur, Ketua Yayasan PS Arema muncul. Bahkan dia langsung membawa kabar yang mengejutkan.
Menghubungi Malang Post via ponsel, HM Nur mengaku saat ini sudah ada investor yang serius akan menanamkan dananya ke Arema. Bahkan kemungkinan itu mencapai 90 persen.

’’Ibaratnya tinggal teken, Arema resmi sudah memiliki investor. Insya Allah jika sudah tidak ada kendala, krisis keuangan yang ada di tim ini akan segera beres,’’ ujar HM Nur, kemarin sore.
Sayangnya dengan alasan belum ada hitam di atas putih, mantan Sekkota Malang ini masih menyimpan nama sang investor tersebut. Termasuk core bisnis yang menjadi kekuatan sang investor, sebagai jaminan kelangsungan hidup Arema.
’’Yang jelas, investor itu memiliki bisnis yang sangat kuat di Indonesia. Bahkan sudah level internasional. Jadi kalau nantinya sudah ada kekuatan hukum, Insya Allah Arema tidak akan kekurangan dana,’’ tegasnya.
Disinggung hingga Mei ini, utang Arema sudah mencapai Rp 5,6 miliar, mantan manajer Persema ini kembali menegaskan, investor itu sudah tahu betul kondisi Arema. Bahkan dia mengaku kemarin bertemu sang investor di Jakarta.
Selama pertemuan, tambahnya, dia sudah menyampaikan kondisi Arema. Termasuk peluang-peluang mengembangkan bisnis di Malang. Tentunya tetap dengan bendera PT Arema Indonesia.
’’Saya sudah cerita mulai A sampai Z soal kondisi Arema. Termasuk peluang untuk membesarkan klub ini. Apalagi kami memiliki basic massa yang sangat kuat. Itu menjadi nilai lebih Arema,’’ sebut pria yang kini menjadi Widyaiswara itu.
Terkait dengan syarat yang beberapa waktu lalu disampaikan Presiden Kehormatan Arema, Rendra Kresna, HM Nur mengaku sudah mengkomunikasikan kepada calon investor itu. Bahkan sang investor juga berjanji, Arema tetap akan di Malang.
’’Jelas, sudah kami sampaikan. Saya selalu komunikasi dengan Pak Rendra. Arema tetap di Malang dan tetap bernama Arema. Itu harga mati dan tidak boleh diubah. Termasuk mengembangkan potensi lokal, justru calon investor itu sangat tertarik,’’ sebutnya.
Namun sebelum investor itu masuk, HM Nur terlebih dahulu akan melakukan beberapa perubahan di tubuh PT Arema Indonesia. Apalagi beberapa posisi direksi di perusahaan tersebut vacum. Seperti Direktur Utama yang sampai saat ini masih dirangkap, pasca mundurnya Gunadi Handoko. Termasuk beberapa jabatan direktur dan manajer lainnya.
’’Ada beberapa tahapan yang harus kami lakukan. Tapi biar itu semua menjadi informasi kami. Kami akan menyelesaikan masalah internal di perusahaan. Secepatnya kalau sudah ada titik terang, kami infokan kepada anda,’’ tandasnya.
Bukan itu saja, HM Nur juga berjanji akan secepatnya mencari jalan keluar untuk menyelesaikan tanggungan utang Arema yang mencapai Rp 5,6 miliar. Terutama sekali menyelesaikan gaji pemain yang masih tertunggak.
’’Itu pasti (gaji pemain, Red.) akan menjadi prioritas. Apalagi sebentar lagi kompetisi akan selesai. Kita harus berpikir ke depan. Terutama menghadapi kompetisi musim depan,’’ sebut dia.
Sayang ketika disinggung keberadaannya selama ini, HM Nur hanya tertawa. Secara diplomatis dia mengaku tetap mengikuti perkembangan Arema, meski tidak muncul secara fisik. Termasuk melakukan beberapa kerja sama dengan sponsor, juga dia lakukan.
’’Tidak perlu membahas yang sudah-sudah. Sekarang bagaimana menyelamatkan Arema. Itu yang paling penting. Intinya, Arema harus tetap ada,’’ tutupnya

Imbas Krisis Manajerial Klub

Problema yang sedang berkecamuk di tubuh Arema tak bisa dipungkiri, menjadi salah satu sebab gagal totalnya Singo Edan dalam mengarungi AFC Champions League musim ini. Setidaknya, alasan ini terbukti dari statement sang pelatih, Miroslav Janu.
Seandainya. Miroslav Janu sesalkan krisis klub yang berimbas pada performa skuadnya. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Seandainya. Miroslav Janu sesalkan krisis klub yang berimbas pada performa skuadnya. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Miro, begitu ia lebih suka disapa-daripada sapaan ‘Janu’ yang merujuk kepada nama sang ayah-menegaskan faktor non-teknis ini sangat kentara dalam lawatan skuadnya ke Korea. Pelatih kelahiran 8 November 1959 ini pun bicara blak-blakan sesuai fakta yang ia rasakan.
“Level permainan Arema sangat jauh dari lawan. Andai situasi normal (tanpa adanya krisis finansial dan kesenjangan manajemen-pemain), ditambah latihan keras, kita optimis bisa beri perlawanan,” tegas Miro usai pertandingan Jeonbuk yundai Motors kontra Arema, Selasa (10/5).
Miro lantas mencontohkan, saat LCA 2007, pemain tampil penuh semangat, motivasi dan pantang menyerah. Hal ini menurutnya karena saat itu kondisi Arema jauh dari gonjang-ganjing dan krisis finansial maupun manajerial. Masih menurut mantan pelatih PSM Makassar itu, kala itu semu urusan lancar, hingga tak ada alasan untuk tim tidak bisa mengimbangi lawan.
Miroslav Janu memang sosok yang menukangi Arema pada periode 2007 silam. Saat itu pengelolaan klub kebanggan Aremania ini pun masih berada di bawah PT Bentoel Prima Tbk. Dengan pengelolaan profesional saat itu, Arema menjadi klub swasta non APBD yang mandiri. (onn/abd/lia)

Minggu, 08 Mei 2011

Lelang Saham Arema Indonesia Belum Laku

Lima peminat yakni Bakrie Grup, Medco Grup, MNC Grup, Bosowa Grup serta Yanmar.
Sabtu, 7 Mei 2011, 05:07 WIB
Toto Pribadi
Suporter Arema Indonesia (VIVAnews/ Muhamad Solihin)
VIVAnews - Lelang Arema Indonesia telah diketahui sejumlah pihak melalui pemberitaan media. Namun hingga saat ini, belum ada tawaran resmi yang masuk ke manajemen hingga saat ini.

"Hingga saat ini masih belum ada pihak yang berkomunikasi dengan manajemen terkait lelang Arema Indonesia, namun kita harapkan dalam waktu dekat sudah ada kesepakatan dengan pihak yang berminat," kata Media Officer Arema, Sudarmadji, Jumat 6 Mesi 2011.

Sebelumnya, Sudarmadji mendengar kabar mengenai spekulasi adanya lima investor yang sudah mulai mendekat kepada pihak manajemen terkait lelang itu. Kelimanya yakni Bakrie Grup, Medco Grup, MNC Grup, Bosowa Grup serta Yanmar.

Namun pihaknya menganggap hal itu hanya sebagai kabar spekulasi yang belum kongkret. "Itu mungkin hanya spekulasi dari teman-teman, sedangkan secara kongkretnya belum ada," katanya.

Sudarmadji menegaskan, meski akan dilelang namun nantinya satu persen saham tetap dimiliki Aremania (suporter Arema), sehingga pihak ketiga yang akan membeli Arema harus mematuhi sejumlah syarat.

Diantaranya yakni tidak merubah nama tim, home base atau laga kandang tetap di Malang, mengikuti kompetisi resmi yang diakui PSSI dan FIFA serta memaksimalkan potensi lokal.

Terkait harga lelang tim juara bertahan Indonesia Super Liga (ISL) itu, Sudarmadji menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen Arema.

Sebelumnya, Presiden kehormatan Arema, Rendra Kresna mengatakan, pihak manajemen akan memberikan kesempatan kepada pihak ketiga, seperti perusahaan swasta, investor atau lembaga lainnya yang berminat membeli Arema.

Harga yang akan ditawarkan kepada pihak ketiga melalui lelang senilai Rp20 miliar lebih. Lelang dilakukan untuk mengatasi krisis keuangan yang dialami manajemen, seperti tanggungan hutang sebesar senilai Rp5 miliar dan juga tunggakan gaji pemain selama 2,5 bulan.

Selasa, 03 Mei 2011

Melihat sejarah Bonekmania dan Aremania


Melihat sejarah Bonekmania dan Aremania


Supporter – Dalam beberapa dekade terakhir, sudah menjadi keputusan yang lumrah dikeluarkan petugas keamanan dalam hal ini polisi untuk memblokade gelombang suporter sepakbola saat terjadi pertandingan super big match di Indonesia, khususnya suporter tim tamu.
Alasannya, untuk menjaga ketertiban, kelancaran dan keamanan pertandingan atau kota. Misalnya saja pertandingan Arema Vs Persebaya, Persebaya Vs Persela, Persija Vs Persib Bandung serta beberapa pertandingan penuh gengsi lainnya yang berlatar belakang kurang mengenakan bagi suporter kedua tim.
Sudah jelas, pada partai-partai tersebut, suporter tim tamu akan mendapat himbauan keras agar tidak hadir di kota tim tuan rumah, apalagi sampai di stadion. Kalau tidak, jelas akan rawan aksi brutal atau anarkis yang sulit dikendalikan pihak keamanan. Apalagi, budaya dan tingkat kedewasaan suporter Indonesia terbilang masih sangat rendah dalam menerima hasil pertandingan yang berakhir pahit.
Tapi saya heran, pada beberapa pertandingan-pertandingan big match lainnya yang juga mempertemukan dua tim kuat, dengan dukungan suporter kedua tim yang juga terkenal fanatik, masih ada yang bisa happy ending alias lancar, tertib, damai bahkan jauh dari kesan anarkis.
Misalnya saja pertandingan Arema melawan Persela Lamongan, Arema melawan Persija dan Persebaya melawan Persik Kediri. Meski berlangsung keras, toh pertandingan tersebut bisa berjalan lancar tanpa ada kendala yang berarti. Bahkan, suporter kedua tim juga tampak damai, saling berangkulan di dalam stadion dalam mendukung tim kesayangannya.
Nah, hanya suporter yang memiliki tingkat kedewasaan tinggi saja yang ingin merubah budaya benci menjadi kedamaian. Dan saya lihat, sebenarnya semua suporter memiliki potensi itu. Potensi merubah budaya kebencian menjadi perdamaian.
Sebab sampai saat ini, pendukung Persebaya alias Bonek yang terkenal keras, bersama pendukung Persib alias Viking, Persekabpas alias Sakeramania dan Persikmania (pendukung Persik Kediri), masih tetap harmonis dan terjaga. Begitu juga Aremania bersama The Jak, LA Mania.
Memang, awal kebencian beberapa suporter dipicu akibat sejarah kelam kedua tim saat bertanding away sehingga berkesinambungan di laga-laga selanjutnya. Perlakuan yang kurang memiliki kesan damai, baik kepada tim maupun suporter, menjadi faktor aksi balas dendam.
Tapi kalau boleh jujur, saya juga sependapat dalam tulisan tentang “Ini Resep Mendamaikan Suporter Jatim” oleh Oryza A. Wirawan pada tanggal 4 Januari lalu bahwa tidak ada manfaat lebih bagi daerah masing-masing dari perseteruan suporter jika kebanggaan itu berakhir dengan sifat yang destruktif.
Malahan, dalam hal ini klub sudah pasti akan merasa dirugikan akibat sanksi. Akibatnya, klub akan mengeluarkan anggaran lebih untuk membayar denda. Belum lagi, klub juga akan dikenai denda larangan main di kandang sendiri di laga selanjutnya atau bermain tanpa penonton. Tentunya, selain mengeluarkan biaya lebih, klub juga terancam tidak akan mendapat pemasukan dari hasil penjualan tiket penonton.
Nah, berkaca dari itu semua. Saya yakin, dari dalam hati semua suporter Indonesia yang paling dalam, juga memiliki cita-cita perdamaian, menghentikan perselisihan dengan melupakan sejarah kelam.
Dan untuk membuka lembaran baru sejarah perjalanan suporter Indonesia itu, momen yang paling tepat adalah pada laga super big match antara Persebaya melawan Arema Malang pada Sabtu (16/1/2010) lusa di Stadion Gelora 10 November.
Perdamaian kedua suporter yang terkenal tak akur selama ini, pantas menjadi tonggak kebangkitan suporter Indonesia. Bahkan, cukup layak menjadi catatan tinta emas sejarah sepakbola Indonesia. Dan dari kebangkitan ini, Insya Allah kedatangan suporter untuk mendampingi tim kesayangannya ke daerah lain, kedepan tidak akan diharamkan lagi.
Memang, mengkoordinir puluhan ribu massa tidak bisa seperti membalik telapak tangan. Apalagi di tingkat elemen terbawah yang memang sulit dikendalikan. Dan kali ini, saya ingin mengambil contoh dari apa yang sudah dilakukan beberapa suporter yang hingga kini masih bersahabat dan harmonis tanpa mengurangi kaidah-kaidah dalam tulisan “Ini Resep Mendamaikan Suporter Jatim”.
Ya, pada dasarnya. Bentuk silaturahmi dan perjamuan antar suporter menurut saya bisa melebur kebencian menjadi persaudaraan. Kita ambil contoh saja, ketika Bonek ke Bandung, mereka juga mendapat sambutan luar biasa dari suporter Bandung alias Viking, meski lawan yang dihadapi bukan tim kebanggaannya. Mulai lokasi menginap dan konsumsi juga disediakan selama mereka di Bandung. Dan itu juga terjadi sebaliknya saat Viking berada di Surabaya.
Nah, kalau bisa meniru hal itu, tidak mustahil pada laga Persebaya melawan Arema, Aremania bisa hadir di Gelora 10 November ataupun sebaliknya Bonek di Kanjuruhan.
Teknisnya pada langkah awal, kuota suporter yang hadir juga tidak boleh lebih dari 100 orang, mengingat kapasitas stadion dengan fanatisme penonton. Lalu, budaya menyambut kedatangan suporter yang telah terkoordinir hingga penjamuan di markas suporter tim tuan rumah bisa menjadi tradisi baru demi rasa persaudaraan.
Selain itu, hal ini juga bisa memberi kesan segan bagi suporter tamu jika mereka hendak berbuat ulah. Bahkan, ini juga melatih suporter mana pun agar selalu terkoordinir.
Kalaupun ada suporter yang tidak terkoordinir datang, sesuai kesepakatan, tidak akan ada jaminan keamanan bagi suporter yang dianggap liar. Bahkan, soal hal ini petugas keamanan bisa memulangkan jika terbukti bukan diantara 100 orang suporter seperti dalam kuota.
Nah, saya menyarankan, Bonek yang dulu terkenal dengan Bondo Nekat kini berganti Bondo dan Nekat, pantas disebut sebagai pelopor misi perdamaian ini jika bisa memberikan sambutan kepada Aremania yang ingin datang ke Surabaya dalam laga super big match nanti.
Tidak ada salahnya Bonek mengubur sejarah kelam demi meraih simpati saat akan datang ke Malang nanti pada laga away Persebaya. Mulai penyambutan sejak perbatasan masuk Kota Surabaya, penjamuan di markas Bonek hingga keberangkatan secara bersama-sama ke stadion akan menjadi pertunjukkan yang layak mendapat acungan empat jempol.
Di dalam stadion, selain hijau, juga ada biru. Nyanyian suporter pun saling sahut menyahut, tanpa ada unsur provokatif. Dan ini tentu saja tidak untuk Bonek saja, tapi saat Persebaya tandang ke Malang, Aremania juga wajib melakukan hal serupa. Istilahnya, bertamu harus ijin tuan rumah. Sebaliknya, sebagai tuan rumah, layak memberikan jamuan yang sepantasnya. Apalagi, dari segi geografis, Bonek dan Aremania adalah sama-sama suporter Jatim.
FIFA selalu mengkampanyekan sikap respect alias menghargai dalam setiap even dan pertandingan. Jadi, tidak ada salahnya kita juga bisa menghargai satu sama lain, khususnya sesama suporter.
Saya bukan Bonek dan saya juga bukan Aremania, tapi saya ingin melihat dua suporter paling fanatik di Indonesia ini bisa berdamai, duduk bersama dan menghijau-birukan stadion. Begitu juga dengan suporter lain, Aremania dan Sakeramania bersatu, Aremania dan Persikmania bersatu, Aremania dan Viking bersatu, Bonek dan LA mania bersatu, Bonek dan The Jak bersatu serta Viking dan The Jak bersatu.
Bahkan saya yakin, perdamaian Bonek dan Aremania dalam arti sesungguhnya, akan menjadi panutan suporter lain yang butuh banyak belajar dari Bonek dan Aremania. Damailah suporter Indonesia!.
[Reporter : M. Syafaruddin/beritajatim]

Poling Supporter Terbaik di Indonesia



Supporter – Salam Damai Supporter Indonesia, gelaran liga super indonesia telah dua musim di selenggarakan, gemuruh dan pesonanya semakin membuat kita terpana untuk terus mengikuti perkembangannya tiap hari, dan setiap pekan, ISL musim kedua kali ini telah memasuki fase kedua, 18 team terus berjuang untuk menjadi yang terbaik, team-team yang menempati papan atas terus berjuang agar tidak sampai merosot. Di papan bawah terus berjuang untuk mendongkrak posisinya agar tidak sampai terjerumus ke lembah degradasi, para pemain asing semakin tertarik bermain di ISL karena pesona supporter yang begitu fanatik dan antusias dalam setiap laga, gemuruh suara mereka menjadikan tiap orang terpaku terlepas dari tindakan-tindakan yang kurang sportif dari para supporter.
Liga Indonesia telah memberikan tiga kali penghargaan kepada tiga kelompok supporter karena prestasi dan sportifitas mereka, adalah :
1.Aremania (Arema Indonesia)
2.The Jakmania (Persija Jakarta)
3.LA Mania (Persela Lamongan)
Di akui atau tidak mereka pernah meraihnya, kali ini kami mengajak anda untuk memberikan suara, siapakan menurut anda yang pantas mendapat gelar penghargan Supporter terbaik, karena secara tidak langsung gelar tersebut akan melecut mereka(supporter) menjadi lebih baik dan berusaha menghilangkan citra buruk yang pernah melekat. Salam Damai Supporter Indonesia.

Aremania masuk dalam jajaran suporter terbaik tingkat ASEAN

Salam satu jiwa ker!!!

ini loh beritanya….
malang-post.com – Musim ini boleh jadi memang milik tim Arema dan suporternya, Aremania. Tak hanya tim Singo Edan yang banyak memecahkan rekor baru di kompetisi Indonesia Super League 2009/2010 ini, Aremania pun berhasil mencatatkan sebuah rekor baru.
Bukan sebagai the best suporter di Indonesia, Aremania tercatat sebagai penonton terbanyak antar klub di ASEAN dan berada di peringkat tujuh di Asia. Data rata-rata penonton terbanyak ini diperoleh Malang Post dari forum sepakbola Asia, kemarin.
Update data dari forum sepakabola Asia untuk Arema Indonesia diketahui sampai dengan bulan April atau di pertandingan ke-21. Dan jika laga hukuman tanpa penonton lawan Persib tidak dihitung, maka rata-rata penonton di Stadion Kanjuruhan berjumlah 28.770 penonton. Terlepas kondisi nyata di lapangan, untuk tingkat Asia, Arema masih berada dibawah tim Teraktor TBZ (Iran) rata-rata 58.077 penonton, Urawa Red Diamonds  (Jepang) rata-rata   44.210 penonton, Perspolis TEH  (Iran) rata-rata 38.077 penonton, Beijing Guo’an (China) rata-rata 37.528 penonton,  Albirex Niigata (Jepang) rata-rata 33.446 penonton dan Esteghlal TEH (Iran)  rata-rata 32.143 penonton.
Sedangkan untuk tim asal Indonesia lainnya, Persib Bandung berada di peringkat 14 dengan rata-rata 20.766 penonton tiap pertandingan. Atas rekor rata-rata penonton terbanyak untuk tingkat ASEAN ini, panpel Arema mengaku bangga dengan dukungan Aremania selema ini.
‘’Terus terang saya baru dengar informasi ini, dan saya bangga mendengarnya, karena ini adalah prestasi dari Aremania yang selama ini ikut bertanggung jawab untuk membesarkan tim kesayangannya,’’ ungkap Ketua Panpel Arema, Abriadi, kemarin sore.
‘’Kebetulan pada pelaksanaan babak 32 besar Piala Indonesia kemarin, PT Liga Indonesia memberi predikat A untuk pelaksanaan di Malang, karena salah satu faktor penilaiannya adalah antusiasme penonton yang tinggi,’’ sambungnya.

Hampir di setiap pertandingan Arema, baik itu big match atau bukan, Aremania selalu memadati stadion Kanjuruhan. Menurut Abriadi, ini menunjukkan bentuk kepedulian Aremania akan kejayaan tim Arema.

‘’Rasa sosial Aremania untuk bisa melihat tim Arema berjaya sangat bagus. Mereka turut serta agar tim Arema ini meraih hasil maksimal. Harus diakui, antusiasme Aremania ini luar biasa,’’ yakin Ketua Panpel yang menggantikan posisi Abdul Haris ini.
Harapannya kedepan, prestasi yang diraih Aremania ini minimal bisa dipertahankan dan lebih baik jika bisa ditingkatkan. Salah satu satu syarat penting untuk peningkatan rata-rata penonton adalah menambah kapasitas penonton di stadion Kanjuruhan.
‘’Minimal kita bisa mempertahankan rekor ini, dan tentunya kita berharap dukungan dari pihak Pemda, khususnya dari Pemerintah Kabupaten Malang untuk bisa merespon kondisi stadion itu yang sudah maksimal. Ya kita harap, kapasitas stadion Kanjuruhan bisa ditambah,’’ sebut Abriadi.
sumber : http://balbalan.net/news/aremania-terbaik-di-asean/